Lidah ini begitu mudah mengucapkan perkataan seperti mencela, padahal makhluk yang kita cela tersebut tidak mampu berbuat apa-apa kecuali atas kehendak Allah. Mencaci mereka pada dasarnya telah mencaci dan menyakiti yang telah menciptakan dan mengatur mereka yaitu Allah Ta'ala
Dalam hadis qudsi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Allah Ta'ala berfirman, "Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti."(HR.Bukhari no.4826 dan Muslim no. 2246, dari Abu Hurairah)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam juga bersabda ,"Janganlah kamu mencaci maki angin." (HR. Tirmidzi no.2252, dari Abu Ka'ab, Syaikh Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih)
Dari dalil-dalil ini terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu), angin, hujan, dan makhluk lain yang tidak dapat berbuat apa-apa adalah terlarang. Larangan ini bisa termasuk syirik akbar (syirik yang mengeluarkan seseorang dari Islam) jika diyakini makhluk tersebut sebagai pelaku dari sesuatu yang jelek yang terjadi. Meyakini demikian berarti meyakini bahwa makhluk tersebut yang menjadikan baik dan buruk dan ini sama saja dengan menyatakan ada pencipta selain Allah.
Namun, jika diyakini yang menakdirkan adalah Allah sedangkan mahkluk-makhluk tersebut bukan pelaku dan hanya sebagai sebab saja, maka seperti ini termasuk keharaman, tidak sampai derajat syirik. Dan apabila yang dimaksudkan cuma sekedar pemberitaan, seperti mengatakan, "Hari ini sangat panas sekali, sehingga kita menjadi capek", tanpa tujuan mencela sama sekali maka seperti ini tidaklah mengapa.
Untuk itu, kita harusnya berhati-hati dalam berucap, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam, "Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam."
(HR. Bukhari no. 6478).
وَأَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ
كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ
يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
ۚ وَ
وَأَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ
كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ
يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ
عَلَيْهِ صَبْرًا
Referensi: https://tafsirweb.com/4908-surat-al-kahfi-ayat-82.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4908-surat-al-kahfi-ayat-82.html
وَأَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ
كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ
يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ
عَلَيْهِ صَبْرًا
Referensi: https://tafsirweb.com/4908-surat-al-kahfi-ayat-82.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4908-surat-al-kahfi-ayat-82.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar