Dibawah terik senja kali ini aku ingin menulis kata-kata
Sebuah rasa yang kuhelat bersanding dengan namamu
Aku sedang berjalan-jalan saja
Kagum kepada rasaku yang telah jatuh untuk mengagumimu
Langkahku pelan bukan?
Tenang saja, aku tidak akan mengganggu belajarmu
Aku suka bermain kata-kata
Tapi aku tidak pernah mempermainkanmu
Orang-orang bilang kesetiaan itu adalah bentuk besar dari cinta sejati, boleh aku menjaga setiaku untukmu?
Kini, aku tidak menghindar, tidak berjanji dan aku hanya sedang berusaha jujur untuk tidak berpura-pura tentang apa yang aku lewati
Karena aku percaya, jika aku takdirmu, kita akan bertemu kan ?
Senja ini, kamu sedang dimana?
Kamu tahu kini aku sedang tersenyum tipis sembari berdoa
Lalu dengan nada lirih aku berujar pada diriku sendiri
Nanti, kita bangun rumah ditepi danau dibawah padang ilalang yang disamping gunung dengan ala kayu berlantai dua, sederhana saja, terbuat dari batu-batu kemerahan dan diatasnya dilindungi dengan atap yang terbuat dari daun-daunan
Kurasa itu indah, kamu setujukan ?
Nanti kuhiasi dengan secangkir teh ataupun kopi, atau secangkir susu vanila kesukaanmu, tidak akan kuhidangkan terlalu manis, sekedar nikmat untuk kamu seduh dalam keadaan masih hangat
Dan aku benar-benar sedang terjatuh
Hingga aku ingin menulis seperti ini
Hmm, nanti akan ada yang menggenggam tanganmu ketika dipagi hari dengan setia, dan bangun kamu langsung tersenyum
Kamu, maukan?
Tapi itu nanti
Ada saatnya bahagia akan mengisi kesedihanmu
Sekarang, jika harus terasa sesak terlebih dahulu, sabar adalah jalan keluar yang harus kita tuju
Sabar itu kebaikan
Syukur itu kebaikan
Maka tak akan merugi jika kamu menunggu dengan tetap menjaga diri
Kamu setuju denganku bukan ?
Boleh ya, kupinjam namamu